Jurnal Teologi Injili https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti <p><strong>Jurnal Teologi Injili</strong> adalah jurnal ilmiah bidang teologi injili yang diterbitkan oleh <strong>Sekolah Tinggi Teologi ATI Anjungan Pontianak</strong>. Menerima naskah dari para peneliti teologi injili, dosen, mahasiswa, dan praktisi yang akan memperkaya keilmuan teologi injili. Jurnal ini menerima naskah-naskah dengan scope <strong>Teologi: </strong>Teologi Sistematika; <strong>Penelitian Biblikal:</strong> Tafsir Perjanjian Lama, Tafsir Perjanjian Baru, Pengembangan Metode Tafsir, Teologi Perjanjian Lama, Teologi Perjanjian Baru; <strong>Misi dan Pertumbuhan Gereja</strong>: Teologi Penginjilan, Strategi Penginjilan, Misiologi, Pelayanan Lintas Budaya, Pertumbuhan Gereja, Misi Kontekstual, Pembinaan Warga Gereja, Sejarah Gereja; <strong>Pastoral: </strong>Teologi Pastoral, Pastoral Konseling; <strong>Kepemimpinan</strong>: Teologi Kepemimpinan, Etika Kristen atau Gereja, Manajemen Gereja; <strong>Pendidikan Agama Kristen : </strong>Pendidikan Kristiani dalam Keluarga, Sekolah, Gereja dan Masyarakat, Teologi PAK, Strategi Pembelajaran. </p> <p>Jurnal Teologi Injili diterbitkan dua kali dalam 1 tahun <strong>(Juni dan Desember).</strong> Naskah akan masuk dan akan direview oleh editor, jika lolos review awal maka selanjutnya naskah akan direview oleh para reviewer yang kompeten sesuai bidang ilmu. Semua naskah yang diterbitkan adalah naskah yang telah melalui proses peer review.</p> <p>E-ISSN: <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2798-303X">2798-303X</a></p> en-US hariwahyudi@sttati.ac.id (Hari Wahyudi, M.Th) romeblg085@gmail.com (Romelus Blegur, M.Th) Sun, 01 Jun 2025 16:26:27 +0700 OJS 3.3.0.7 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Filosofi Ya’ahowu dalam Budaya Nias sebagai Basis Teologi Perdamaian Inklusif dalam Pendidikan Kristen Multikultural https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti/article/view/170 <p>Kajian ini menelusuri filosofi <em>Ya’ahowu</em> dalam budaya Nias dan penerapannya dalam pendidikan Kristen multikultural, dengan fokus pada pengembangan teologi perdamaian inklusif. <em>Ya’ahowu</em>, sebagai ungkapan persaudaraan dan harapan baik dalam budaya Nias, memiliki potensi untuk memperkaya teologi perdamaian dengan nilai-nilai rekonsiliasi, kesetaraan, dan keharmonisan sosial. Dengan pendekatan kualitatif autoetnografi, kajian ini mengeksplorasi bagaimana filosofi <em>Ya’ahowu</em> dapat dijadikan dasar dalam membangun dialog antarbudaya dan agama dalam pendidikan Kristen, yang semakin relevan di tengah keberagaman sosial. Hasil kajian menunjukkan bahwa integrasi <em>Ya’ahowu</em> dalam pendidikan Kristen dapat menciptakan ruang inklusif yang menghargai perbedaan, memperkuat nilai-nilai toleransi dan perdamaian, serta membangun komunitas yang harmonis. Kajian ini juga menekankan pentingnya pengembangan kurikulum berbasis kearifan lokal dalam pendidikan Kristen untuk mendorong generasi yang lebih terbuka dan berorientasi pada perdamaian. Penerapan nilai-nilai <em>Ya’ahowu</em> dapat menjadi langkah konkret dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan damai.</p> Amirrudin Zalukhu Copyright (c) 2025 Jurnal Teologi Injili https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti/article/view/170 Sun, 01 Jun 2025 00:00:00 +0700 Menjadi Kristen Evangelis tanpa Isolasi Sosial: Konstruksi Penginjilan Karitatif di Lingkungan Heterogen https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti/article/view/189 <p>Pertumbuhan gereja tampak dari kualitasnya bertahan hidup. Namun, ketahanan hidupnya juga ditentukan oleh pertambahan kuantitas. Jika berkurang, gereja berusaha untuk menambah populasinya. Alih-alih menargetkan orang non-Kristen, sebagian gereja dalam kasus tertentu, memilih untuk mengambil orang yang sudah beragama Kristen. Berdasarkan hal itu, ada kesenjangan pengetahuan yang harus direspons secara saintifik. Artikel ini membahas tentang urgensi penginjilan dan maknanya bagi pertumbuhan jemaat yang sesuai dengan konteks Indonesia. Tujuan artikel ini ialah memberikan solusi menjadi Kristen Evangelis yang tidak mengisolasikan diri berdasarkan analisis mengonstruksi penginjilan karitatif di lingkungan heterogen. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan reviu literatur yang bersifat naratif. Penelitian ini telah membuktikan bahwa tindakan sosial sebagai bentuk penginjilan karitatif efektif dalam menjangkau komunitas yang beragam. Itu berdasar pada praktik merepresentasikan figur Yesus Kristus. Kontribusi penginjilan karitatif terletak pada upaya merevitalisasi natur gereja sebagai pemegang amanah pemberitaan Injil, agar tetap bermultiplikasi di era kontemporer maupun masa depan.</p> Otniel Aurelius Nole Copyright (c) 2025 Jurnal Teologi Injili https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti/article/view/189 Mon, 02 Jun 2025 00:00:00 +0700 Pendidikan Agama Kristen Dewasa: Tantangan, Strategi, dan Implikasi Bagi Pengembangan Spiritualitas dalam Konteks Sosial-Budaya Modern https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti/article/view/165 <p>Pendidikan Agama Kristen dewasa memiliki peran penting dalam membentuk spiritualitas dan pemahaman iman mendalam, terutama dalam menghadapi tantangan kehidupan modern. Pendidikan agama Kristen bagi orang dewasa menghadapi tantangan akibat perubahan sosial-budaya, seperti sekularisme, individualisme, keterbatasan waktu, rendahnya motivasi belajar, serta pluralisme dan relativisme nilai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan, strategi, dan dampak pendidikan agama Kristen dewasa dalam konteks sosial-budaya modern, serta memberikan rekomendasi untuk pengembangan pendidikan agama Kristen yang lebih relevan dan kontekstual. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Data diperoleh melalui studi pustaka yang mencakup seperti buku, jurnal, artikel, dan dokumen terkait yang membahas topik ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama Kristen dewasa menghadapi tantangan besar, seperti dampak globalisasi, sekularisasi, dan perkembangan teknologi, yang mempengaruhi cara berpikir dan keterlibatan orang dewasa dalam kegiatan keagamaan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih sesuai, seperti pembelajaran berbasis pengalaman, pendekatan kontekstual, dan pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Selain itu, penting untuk mengintegrasikan ajaran agama Kristen dengan kehidupan sehari-hari guna memperdalam pemahaman iman peserta didik dewasa. Implikasi dari penelitian ini adalah gereja dan lembaga pendidikan perlu mengembangkan kurikulum serta metode pengajaran yang dapat mengatasi tantangan tersebut, sekaligus mendorong terbentuknya komunitas Kristen dewasa yang memiliki nilai-nilai iman yang kokoh.</p> Ribka Esther Legi, Yopi Baleona Tolego, Anatje Ivone Sherly Lumantow, Jelty Juriaty Rumetor Copyright (c) 2025 Jurnal Teologi Injili https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti/article/view/165 Mon, 09 Jun 2025 00:00:00 +0700 Moderasi dan Inklusivitas dalam Pendidikan Kristen: Membangun Resistensi terhadap Radikalisme Teologis https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti/article/view/222 <p>Radikalisme dan fundamentalisme teologis masih menjadi tantangan serius dalam pendidikan Kristen, terutama ketika pemahaman ajaran agama dilakukan secara sempit dan eksklusif. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pendekatan moderasi dan inklusivitas dalam pendidikan Kristen dapat membangun resistensi terhadap kecenderungan radikal dan fundamentalis di dunia pendidikan. Dengan menggunakan metode studi kepustakaan (<em>library research</em>), penelitian ini mengkaji tiga aspek utama: (1) radikalisme dan fundamentalisme dalam konteks pendidikan Kristen, (2) konsep moderasi dalam pendidikan Kristen, (3) karakter pendidikan Kristen yang moderat dan inklusif, dan (4) strategi resistensi terhadap radikalisme teologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Kristen yang mengedepankan hermeneutika kontekstual, kurikulum berbasis kasih dan toleransi, serta dialog sehat antara iman dan akal, mampu membentuk sikap keagamaan yang terbuka dan damai. Pendidikan seperti ini tidak hanya memperkuat iman yang sehat, tetapi juga berperan strategis dalam menciptakan keharmonisan di tengah masyarakat multikultural.</p> Debby Christ Mondolu, Hendrik Bernadus Tetelepta, Talizaro Tafonao Copyright (c) 2025 Jurnal Teologi Injili https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti/article/view/222 Tue, 10 Jun 2025 00:00:00 +0700 Kepemimpinan Transformasional Berbasis Narasi Musa: Sintesis Keluaran 18:13–27 dan Teori Burns-Bass dalam Pendidikan Kristen https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti/article/view/229 <p>Kepemimpinan dalam pendidikan Kristen menuntut lebih dari sekadar kemampuan manajerial; ia memerlukan pendekatan yang membina, mentransformasi, dan berakar pada nilai-nilai rohani. Permasalahan umum yang diangkat dalam penelitian ini adalah belum adanya kepemimpinan yang secara integratif menggabungkan teori kepemimpinan modern dengan narasi kepemimpinan Alkitabiah dalam konteks pendidikan Kristen. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kepemimpinan transformasional yang berlandaskan teladan kepemimpinan Musa dalam Keluaran 18:13–27 serta teori Burns dan Bass. Teori kepemimpinan transformasional digunakan sebagai kerangka analisis utama, dengan empat dimensinya: <em>inspirational motivation</em>, <em>idealized influence</em>, <em>individualized consideration</em>, dan <em>intellectual stimulation</em>. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan, melalui analisis literatur akademik dan eksposisi teks Alkitabiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Musa merefleksikan prinsip-prinsip kepemimpinan transformasional melalui delegasi tugas yang bertanggung jawab, pembinaan rohani yang terarah, dan pewarisan nilai-nilai spiritual. Berdasarkan temuan tersebut, dirumuskan penerapan kepemimpinan transformasional dalam pendidikan Kristen yang terdiri dari tiga komponen utama: delegasi yang bertanggung jawab, mentoring yang terarah, dan pembentukan karakter rohani. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa integrasi antara teori modern dan narasi biblis dapat menghasilkan kepemimpinan yang kontekstual, aplikatif, dan relevan bagi pembinaan pemimpin pendidikan Kristen masa kini yang berorientasi pada transformasi iman, karakter, dan tanggung jawab pelayanan.</p> Sherly Mudak, Edu Arto Silalahi, Mukhlis Manao, Sumarno Sumarno, Leniwan Darmawati Gea Copyright (c) 2025 Jurnal Teologi Injili https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti/article/view/229 Thu, 26 Jun 2025 00:00:00 +0700